Rabu, 28 September 2011

Adu Kewenangan

Publik dikejutkan kembali dengan korupsi di kementrian beberapa waktu lalu. Sebelumnya Kemenegpora disorot karena korupsi wisma atlit sea games. Kini kemenakertrans terjerembab dengan kasus korupsi proyek Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID). Meski sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak praktek korupsi di berbagai kementrian namun tertanggapnya Darnawati beserta staff Kemenakertrans dengan membawa uang tunai 1,5 Milyar didalam kardus durian itu seakan mengkonfirmasi anggapan publik tersebut. Terlebih lagi dari kasus tersebut menyeret Kemenakertrans 1 Muhaimin Iskandar yang juga ketum PKB. Dan ternyata tak hanya disitu,kasus ini pun menyeret Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Yang akhirnya ini menimbulkan polemik berikutnya.

Dari kasus ini KPK berniat melakukan pemanggilan terhadap pimpinan Banggar. Yang ternyata dari sana timbul reaksi yang kurang baik dari Banggar. Mereka memutuskan untuk menghentikan pembahasan RAPBN 2012. lagi – lagi ini adalah masalah tumpang tindih kewenangan.

Minggu, 25 September 2011

Alhamdulillah ya,, ^_^


Sebuah kalimat yang ringan sekali meluncur dari lisan kita. Bahkan saya pernah menemukan kalimat itu diucapakan oleh orang nonmuslim. Tentu itu tidak dapat merubah akidah mereka, karena syarat seorang dikatakan muslim bukan hanya pada lisan. Namun bagi kita seorang muslim kalimat Alhamdulillah adalah sebuah ungkapan rasa yang agung terhadap ke Maha Luasan rahmatNya yang memberikan segala kebaikan pada diri kita.

Kalimat syukur adalah sebuah konsekuensi logis kita sebagai hamba kepada Rabbnya. Jika kita diberi sesuatu oleh teman,tetangga, atau orang lain kita merasa senang sekali dan akan mengucapkan terimakasih sebagai bukti bahwa kita merasa senang atas pemberiannya dan sebagai tanda untuk menyenangkan sang pemberi karena tentu setiap pemberi akan sangat senang jika pemberiannya sangat disukai oleh orang yang diberi.

Selasa, 20 September 2011

Kalianlah Harapan Kami..


Pendidikan adalah faktor penting sebuah bangsa dalam mencapai peradaban yang mumpuni. Di setiap era dan zaman tantangan dunia pendidikan tentu berbeda karena input lingkungan dan metode pendidikan yang berbeda pula. Namun satu yang harus sama dan tak boleh berbeda ataupun bergeser yaitu nilai moral. Ini adalah harga mati dari pentingnya sebuah pendidikan. Secanggih apapun kurikulum yang dibuat tak akan mampu menjadikan ilmu itu sebagai ilmu yang bermanfaat tanpa adanya nilai moral yang dibangun diatas system kurikulum tersebut.

Semua pakar pendidikan, praktisi, guru, bahkan siapapun pasti sepakat bahwa pendidikan bukanlah hanya mentransfer ilmu tapi juga mentransfer nilai. Karena yang dididik adalah manusia, yang punya berbagai macam potensi, tak hanya potensi keilmuan tapi juga potensi social. Manusia membutuhkan arahan ilmu dalam potensi social tersebut agar mampu memiliki nilai hidup yang baik dan bermanfaat.